Legenda "Limuno" (The Princess of Tanaku)

Sebuah cerita yang terjadi di sebuah desa yang bernama Teluk Pinang Sebatang sekarang bernama Koto Taluk terletak diseberang Sintuo. Buku ini menceritakan tentang asalmuasal nama Limuno.

Asal Muasal Orang Kuantan

BERBAGAI penelitian arkeologi, etnolinguistik, hingga kebudayaan di seluruh dunia mengatakan bahwa orang Kuantan adalah Melayu. Ketika gelombang arus migrasi pertama sekitar 1000 tahun SM

Kerajaan Koto Alang

Situs Kerajaan Koto Alang ini telah sangat lama terlupakan. Hanya beberapa Tokoh adat yang tetap menjaganya. Walau dijaga, tetap saja tak lepas dari tangan jahil yang suka memperjual belikan Benda Cagar Budaya (BCB) yang terdapat di lokasi

Negeri Silat Bukit Sangkar Puyuh (Pangean)

Kabupaten Kuantan Singingi terletak pada 1010 - 1020 BT dan 00 - 10 LS, dengan luas wilayah yang meliputi lebih kurang 7.656,03 Km2. Awalnya mempunyai enam kecamatan defenitif yaitu Kuantan Mudik

Misteri Dayung Buat Si Ratu Wilhelmina

Pacu Jalur adalah sejenis lomba dayung tradisional khas daerah Kuantan Singingi (Kuansing) yang hingga sekarang masih ada dan berkembang di Propinsi Riau. Lomba dayung ini menggunakan perahu yang terbuat dari kayu gelondongan

Sep 28, 2010

6 Kabupaten TerKaya di Indonesia

1. Kota Bontang, Kaltim
PDB per kapita Kota Bontang tercatat sebesar Rp368,05 juta. Bontang yang terletak sekitar 120 kilometer dari Samarinda itu berbatasan langsung dengan Kabupaten Kutai Timur di utara dan barat, Kabupaten Kutai Kartanegara di selatan, dan Selat Makassar di timur. Kaltim merupakan propinsi yang memberikan gaji atau upah tertinggi kedua secara nasional kepada karyawan atau buruh, yakni Rp2,15 juta per bulan.

Sejumlah perusahaan besar beroperasi di kota ini, di antaranya Badak NGL (gas alam), Pupuk Kalimantan Timur (pupuk dan amoniak), dan Indominco Mandiri (batu bara). Bontang juga memiliki kawasan industri petrokimia dan merupakan kota yang berorientasi di bidang industri, jasa serta perdagangan.

2. Kabupaten Mimika, Papua
Kabupaten Mimika di Papua selama 2009 membukukan PDB per kapita Rp295,05 juta. Di Kabupaten Mimika yang beribukota Timika itu beroperasi salah satu tambang emas terbesar dunia, PT Freeport Indonesia. Gaji atau upah rata-rata yang diterima pegawai atau buruh di Papua juga tertinggi di Indonesia, yakni Rp2,16 juta per bulan.

Berdasarkan data Hasil Audit Badan Pemeriksa Keuangan terhadap Laporan Keuangan Pemerintah Pusat 2009, Kabupaten Mimika mencatat dana bagi hasil Rp424,33 miliar. Namun, perolehan dana bagi hasil itu masih lebih rendah dibanding Bontang yang mencapai Rp476,83 miliar.

3. Jakarta Pusat, DKI Jakarta
PDB per kapita tertinggi ketiga adalah Jakarta Pusat yang mencapai Rp224,41 juta. Sebagai daerah pusat ibukota pemerintahan, Jakarta Pusat diuntungkan dengan berkembangnya transaksi bisnis dan jasa. Upah atau gaji rata-rata yang diterima pegawai, pekerja atau buruh di Jakarta, tergolong tinggi, yakni Rp1,92 juta per bulan.


4. Kota Kediri, Jawa Timur

Sementara itu, Kota Kediri di Jawa Timur mencatatkan PDB per kapita Rp202,33 juta, atau menempati urutan keempat terbesar. Di kota kretek itu beroperasi pabrik rokok besar, PT Gudang Garam Tbk yang tahun lalu mencatatkan pendapatan Rp32,97 triliun.

5. Kabupaten Siak, Riau

Di urutan berikutnya, Kabupaten Siak di Riau membukukan PDB per kapita Rp156,35 juta. Tidak ada perusahaan yang menonjol di daerah tersebut, meski potensi unggulan daerah ini adalah sektor pertambangan minyak bumi.

Kabupaten Siak juga memiliki potensi strategis mengingat daerahnya berada di wilayah segi tiga pertumbuhan ekonomi "Sijori" Singapura-Johor-Riau dan IMG-GT (Indonesia Malaysia Thailand Growth Triangle).

Dengan jarak hanya 150 kilometer dari Singapura, Siak diuntungkan sebagai persinggahan alternatif bagi kapal pedagang di Selat Malaka dan bahkan berpotensi besar menjadi relokasi industri dan layanan perdagangan internasional.

Namun, untuk dana bagi hasil, Siak menempati peringkat keempat terbesar atau mencapai Rp993,2 miliar. Penerimaan dana bagi hasil Kabupaten Siak ini hanya kalah dari Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur sebesar Rp2,56 triliun, Bengkalis (Riau) Rp1,51 triliun, dan Kutai Timur (Kaltim) Rp1,05 triliun.

6. Kabupaten Sumbawa Barat, Nusa Tenggara Barat

Kabupaten lainnya yang mampu membukukan PDB di atas Rp100 juta adalah Kabupaten Sumbawa Barat di Nusa Tenggara Barat (NTB). PDB per kapita kabupaten yang di daerahnya beroperasi perusahaan tambang besar, PT Newmont Nusa Tenggara (NNT) itu mencapai Rp128,26 juta. (hs

sumber: forumkami.com

Sep 24, 2010

Visit Teluk Kuantan

Visit Teluk Kuantan

From Pekanbaru about 170 km south to Teluk Kuantan, crossing the equator just after Lipat Kain. Before reaching Taluk Kuantan, the road crosses Logas region, once a gold mining area. During the Second World War, the Japanese established here a camp where many Dutch people were imprisoned and exploited by forcing them to work in the mines.
Taluk Kuantan lies at the upstream part (Hilir) of Indragiri River. In the early years, this river was used to carry the gold, which was mined in West Sumatra, to the east coast of Sumatra.

Teluk Kuantan is the centre of Pacu Jalur, a traditional boat race held every year in remembrance Indonesia's independence day on the 17th of August. More than 100 teams from all over Riau province join the race. Each team rows their line, a long and slender boat that carries 50 to 60 people, along a track setout on Indragiri River. The races start on Wednesday in the third or fourth week of August. The boats gather upstream and race to each other two by two. The winner makes the next round. The final is held on Sunday.
Pacu Jalur in Kuantan Singingi is full with mystic and tradition, which already starts with picking out a tree with a circumference of 4 to 5 meters for the Jalur, up to the moment, the Jalur is launched into the water.

http://www.sungaikuantan.com/2010/03/visit-teluk-kuantan.html

Pembangunan Sport Center di Kuansing

Sport Center Kuansing, salah satu venue PON Riau XVIII tahun 2012. Pembangunan disegala bidang saat ini telah dipacu di Kabupaten Kuantan Singingi. Kabupaten yang baru berdiri beberapa tahun belakangan. ini terbukti dengan banyaknya sarana penting yang dibangun antara lain Sekolah Pintar, Sportcenter, Prasarana Jalan, Irigasi dan terakhir ini tempat ibadah yaitu Masjid Agung.
Semua itu berkat kerjasama semua unsur/elemen masyarakat di Kabupaten Kuantan Singingi baik dari Lembaga Swadaya Masyarakat, Pemuda, Pemerintah, Pengusaha, Investor, maupun Masyarakatnya sendiri yang saling mendukung program Pemerintah Daerah walaupun ada sekelompok orang yang tidak se apreasi elemen terebut.

sport center kuansing
Diantara beberapa Proyek Pembangunan salah satunya Pembangunan Sport Center yang memerlukan Biaya lebih kurang Rp. 160 M yang kondisi sekarang sekitar 70 % yang ditargetkan diakhir tahun 2010 ini Rampung. ini dikarenakan Bangunan Sport Center ini akan digunakan sebagai tempat Pelaksanaan Musabaqah Tilawatil Qur'an (MTQ) tingkat Propinsi Riau pada Akhir tahun mendatang.
Sport Center ini terdiri dari beberpa Gedung yaitu Lapangan Bola, Kolam Renang, Badminton dan masih ada beberapa gedung lainnya. dilihat dari keseriusan Pemerintah Kabupaten Kuantan Singingi nampaknya diacungi jempol. walaupun termasuk dari beberapa Kabupaten Baru yang Pendapatan Asli Daerahnya Kurang Namun Semangat untuk membangun adalah Prinsip dari Pemerintah Kabupaten Kuantan Singingi. ini terbukti dengan Piagam yang diberikan Kepada Bapak Bupati Kuantan Singingi H. Sukarmis beberapa bulan yang lalu di Jakarta.
Pemerintah Daerah Kabupaten Kuantan Singingi dari sekian Kabupaten yang ada di Indonesia termasuk Rangking 4 dalam hal Pembangunan Daerah. mudah-mudahan ini bisa dapat dipertahankan dan berlanjut untuk masa-masa yang akan datang walaupun pemimpinnya berganti.

http://www.sungaikuantan.com/2010/03/Pembangunan Sport Center di Kuansing.html

Taman Kota Teluk Kuantan

taman+kota+teluk+kuantan

Kota Teluk Kuantan adalah ibu kota Kabupaten Kuantan Singingi (kuansing). Kota Teluk kuantan terletak ditepi Sungai kuantan. Wow.. terbayang ga… betapa indahnya Kota Teluk Kuantan ini. Apa lagi ditambah dengan kehadiran Taman Kota Teluk Kuantan yang terletak dipusat kota serta menghadap ke Sungai Kuantan. Suasana yang romantis dikala sang surya tenggelam ditembah angin sepoi-sepoi menerpa wajah. Tepian Sungai Kuantan ini bernama Tepian Narosa. Di tepian narosa ini ajang Pacu Jalur skala internasional digelar setiap tahunnya. Pacu Jalur adalah salah satu objek wisata unggulan riau.

Selain itu, kita bisa menikmati keindahan taman kota teluk kuantan ini sambil berselancar menggunakan serat fiber optic. Karena Taman Kota Teluk Kuantan ini mempunyai pasilitas hotspot gratis pemda kuansing berkecepatan 1MB/s. Suasana santai anda di Taman Kota Teluk Kuantan akan terasa lebih hidup karena anda bersantai sambil menembus relung dunia maya. Tentunya taman kota teluk kuantan ini akan membuat kita nyaman menghabiskan waktu sambil berdiskusi baik itu offline maupun online melalui chatbox ataupun ngeBlog.

taman+kota+teluk+kuantanSebentar lagi event internasional yakni Pacu Jalur akan digelar di Kota Teluk Kuantan pada bulan Juli dan Agustus mendatang. Ini adalah kesempatan kita semua untuk untuk menikmati keindahan Taman Kota teluk kuantan sekaligus event wisata budayanya.

http://www.sungaikuantan.com/2010/03/Pembangunan Sport Center di Kuansing.html

Sep 16, 2010

Misteri Dayung Buat Si Ratu Wilhelmina


Festival Pacu Jalur

Pacu Jalur adalah sejenis lomba dayung tradisional khas daerah Kuantan Singingi (Kuansing) yang hingga sekarang masih ada dan berkembang di Propinsi Riau. Lomba dayung ini menggunakan perahu yang terbuat dari kayu gelondongan yang oleh masyarakat sekitar juga sering disebut jalur.


Kayu gelondongan ini sengaja diambil dari hutan yang ada di wilayah Kuantan Singingi, bukan sembarang kayu yang bisa dipergunakan untuk jalur ini, sebelumnya tukang jalur atau orang yang ahli dalam membuat jalur ini pergi ke hutan untuk survey kayu, ada banyak kriteria kayu yang dijadikan sebagai jalur terutama besar (diameter) dan panjang kayu itu sendiri, setelah kayu ditemukan, kayu tersebut ditandai , setelah itu beberapa waktu kemudian dilakukan penebangan terhadap kayu tersebut yang tentu saja ada ritual tersendiri, ini filosifinya adalah menghormati dan minta izin kepada hutan belantara untuk mengambil kayu yang cukup besar, disini dapat kita ambil hikmahnya, menebang kayu sebatang saja nenek moyang kita pun masih banyak mempertimbangkan dan memperhatikan ekologi hutan itu sendiri.
Upacara adat khas daerah Kuansing ini diselenggarakan setiap satu tahun sekali untuk merayakan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia, tepatnya pada tanggal 23—26 Agustus. Panjang perahu/jalur yang digunakan dalam lomba ini berkisar antara 25—40 meter dengan jumlah atlet 40—60 orang tiap perahu. Biasanya, festival ini diikuti oleh ratusan perahu dan melibatkan beribu-ribu atlet dayung, serta dikunjungi oleh ratusan ribu penonton baik wisatawan domestik maupun mancanegara.
Konon, kegiatan lomba dayung ini merupakan warisan budaya masyarakat Kuantan Singingi yang telah berlangsung sejak tahun 1900-an. Perahu atau jalur, dahulu, sering dimanfaatkan oleh masyarakat setempat sebagai sarana transportasi untuk mengangkut hasil bumi atau pun hasil hutan. Karena dahulunya sarana transportasi yang sering digunakan oleh masyarakat adalah sungai yang dikenal dengan nama Sungai Batang Kuantan. Kebiasaan menggunakan perahu inilah yang mungkin merupakan cikal bakal kegiatan Pacu Jalur. Pada zaman penjajahan Belanda, Pacu Jalur juga dimanfaatkan oleh pemerintah Belanda untuk memeringati serta memeriahkan hari ulang tahun ratu mereka yang bernama Ratu Wilhelmina. Namun, semenjak Indonesia merdeka, Pacu Jalur berangsur-angsur dijadikan upacara khas untuk merayakan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia.

Pada awalnya, kegiatan Pacu Jalur hanya diikuti oleh segelintir masyarakat di sekitar daerah Kuantan Singingi. Namun, dalam perkembangannya, kegiatan ini banyak mendapat perhatian dan simpati dari berbagai kawasan, terutama daerah-daerah kawasan Riau dan sekitarnya serta mancanegara. Oleh karena itu, saat ini festival Pacu Jalur tidak hanya milik masyarakat Kuantan Singingi saja, melainkan telah menjadi pesta rakyat milik masyarakat Riau dan bahkan milik seluruh masyarakat Indonesia, karena Pacu Jalur sudah dimasukkan kedalam agenda pariwisata nasional yang rutin dilakukan tiap tahun.
Kegiatan Pacu Jalur merupakan pesta rakyat yang terbilang sangat meriah. Bagi para wisatawan yang berkunjung ke acara ini dapat menyaksikan kemeriahan festival yang merupakan hasil karya masyarakat Kuantan Singingi ini. Menurut kepercayaan masyarakat setempat, Pacu Jalur merupakan puncak dari seluruh kegiatan, segala upaya, dan segala keringat yang mereka keluarkan untuk mencari penghidupan selama setahun. Pendeknya, Pacu Jalur selalu ditunggu-tunggu oleh masyarakat. Masyarakat Kuantan Singingi dan sekitarnya tumpah ruah menyaksikan acara yang ditunggu-tunggu ini. Karena meriahnya acara ini, konon beredar cerita, bahwa sepasang suami istri harus rela bercerai jika salah satu pasangannya dilarang mendatangi acara tersebut.
Selain sebagai event olahraga yang banyak menyedot perhatian masyarakat, festival Pacu Jalur juga mempunyai daya tarik magis tersendiri. Festival Pacu Jalur dalam wujudnya memang merupakan hasil budaya dan karya seni khas yang merupakan perpaduan antara unsur olahraga, seni, dan olah batin. Namun, masyarakat sekitar sangat percaya bahwa yang banyak menentukan kemenangan dalam perlombaan ini adalah olah batin dari pawang perahu atau dukun perahu. Keyakinan magis ini dapat dilihat dari keseluruhan acara ini, yakni dari persiapan pemilihan kayu, pembuatan perahu, penarikan perahu, hingga acara perlombaan dimulai, yang selalu diiringi oleh ritual-ritual magis. Pacu Jalur dengan demikian merupakan adu/unjuk kekuatan spiritual antar-dukun jalur. Selain perlombaan, dalam pesta rakyat ini juga terdapat rangkaian tontonan lainnya, di antaranya Pekan Raya, Pertunjukan Sanggar Tari, pementasan lagu daerah, Randai Kuantan Singingi, dan pementasan kesenian tradisional lainnya dari kabupaten/kota di Riau.

Para wisatawan yang berkunjung ke festival ini juga dapat mengunjungi obyek-obyek wisata lainnya yang jaraknya tidak terlalu jauh dari lokasi penyelenggaraan acara ini, seperti Air Terjun Tujuh Tingkat Batang Koban di Desa Lubuk Ambacang, dan Desa Wisata Sentajo yang menyimpan warisan rumah adat tradisional zaman dahulu dan mesjid tua Pangean yang menyimpan sejarah.
Pacu Jalur diselenggarakan di pinggir Sungai Kuantan (Teluk Kuantan) yang juga terkenal dengan nama Tepian Narosa di Kecamatan Kuantan Tengah, Kabupaten Kuantan Singingi, Propinsi Riau, Indonesia.
Lokasi Pacu Jalur yang berada di Tepian Narosa berjarak kira-kira 150 km dari Kota Pekanbaru ke arah selatan. Dengan menggunakan kendaraan pribadi roda empat, para wisatawan yang ingin menyaksikan event besar ini, cukup menempuh perjalanan sekitar tiga setengah jam dari Kota Pekanbaru. Alernatif lain untuk menuju lokasi acara pesta rakyat ini adalah menggunakan transportasi umum yang tersedia dari Kota Pekanbaru menuju Kota Kuantan Singingi.


Kegiatan-kegiatannya dalam Upacara Pacu Jalur antara lain adalah :

a) Membuat Jalur (membuat perahu / sampan)

Pekerjaan membuat jalur tentulah tidak dapat dilakukan satu atau dua orang, melainkan memerlukan beberapa orang yang ahli dengan bantuan masyarakat, karena jalur yang dibuat adalah dalam ukuran besar, panjangnya 25-30 meter yang akan didayung oleh 50-60 orang.

Pekerjaan yang pertama sekali dilakukan adalah mencari bahan, yakni pohon kayu besar sekitar empat pemeluk (antara 45 meter lingkaran batangnya) diatur oleh seorang Paktuo dan Dukun Kayu. Setelah kayu didapat, pekerjaan berikutnya adalah upacara menobang (menebang) kayu yang diawali dengan malembe, yakni membaca doa dan mantra supaya pekerjaan itu berjalan lancar. Selesai itu barulah kayu mulai dicatuk, mulai dilukai. Catukan (kepingan kayu) diambil dan disimpan yang akan dipergunakan sebagai obat jika ada diantara pekerja pembuat jalur sakit. Setelah kayu ditebang dan dibersihkan, barulah pekerjaan membuat jalur dimulai dengan dipimpin oleh seorang Tukang Tuo, dibantu oleh Tukang Pengapik sebanyak dua atau tiga orang serta anggota masyarakat lainnya yang mau membantu dan pandai bertukang.

b) Menarik Jalur

Jalur baru siap separuhnya itu ditarik ke kampung dengan upacara khusus yang disebut menarik jalur. Jalur ditarik dengan mempergunakan rotan manau. Pekerjaan menarik (menghelo) jalur ini dilakukan oleh kaum laki-laki, sedangkan wanitanya menyediakan makanan. Pada waktu itulah para pemuda dan pemudi dapat berdampingan bersenda gurau sambil ajuk mengajuk hati masing-masing. Bahkan, tidak jarang para pemuda turut pula menarik/menghelo jalur berdekatan dengan sang pemudi impiannya. Menarik jalur dari rimba ke kampung adalah pekerjaan yang tidak ringan, bukan saja karena jalur itu sangat berat tetapi jarak yang ditempuh cukup jauh, yakni lebih kurang sepuluh (10) kilometer.

c) Mendiang Jalur (memanggang Jalur)


Setelah jalur selesai dua pertiga, maka jalur itu perlu pula didiang (dipanaskan dengan api). Pekerjaan itupun dilakukan dengan upacara khusus pula dan dimeriahkan dengan berbagai atraksi kesenian masyarakatnya seperti : tari-tarian, bekayat nandong, gondang berogung dan lain sebagainya.

d) Menurunkan Jalur

Dalam menghadapi acara Pacu Jalur, Paktuo lah yang mengatur dan mempersiapkan segala kelengkapannya termasuk menentukan orang-orang yang turut berpacu di dalam jalur itu. Setelah semuanya siap, ditentukanlah ketika yang baik untuk menurunkan jalur itu ke sungai Kuantan. Pada hari dan ketika yang baik menurut dukun, jalurpun diturunkan beramai-ramai, kemudian diceburkan ke air.

e) Pacu Jalur

Pacu Jalur dipusatkan di Taluk Kuantan. Sebelum pembukaan di Taluk Kuantan, terlebih dahulu diadakan pula di Kecamatan Basrah acara Pacu Jalur Lokal, yang hanya diikuti oleh peserta dari Kecamatan Kuantan Hilir. Kebiasaan ini mulai timbul sejak tahun 1970, dan berlangsung sebelum tanggal 17 Agustus setiap tahunnya. Sedangkan Pacu Jalur dilakukan sesudah tanggal 17 Agustus tepatnya minggu ketiga atau keempat yang tersedia sambil menunggu giliran untuk berpacu. Dalam berpacu jalur, panduan rute yang harus dilalui oleh peserta pacuan, di tengah sungai diberi tanda berupa pancang sebagai pemisah lajur jalur panduan rute yang harus dilalui oleh peserta pacuan, di tengah sungai diberi tanda berupa pancang sebagai pemisah lajur jalur.

Pancang jumlah ada 4 (empat) buah yang memberi petunjuk :

- Pancang Mudiak (hulu tempat start)

- Pancang Tongah

- Pancang Ulak yang disebut juga pancang akhir (hilir) tempat jalur kembali ke finishnya. Setelah berpacu, jalur-jalur itu dirapatkan ke tebing tempat hakim pacu menunggu. Pengumuman hakim siapa pemenangnya akan disambut tepuk sorak penonton.

Kabupaten Kuantan Singingi